International Market Research: Destinasi Ekspor Kopi Indonesia

Oleh: Fahmi Sugandi (155254012) — Mahasiswa Prodi D4 Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Bandung.

Kopi, Sumber: Google.com
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini (Wikipedia). Biji kopi yang tumbuh di Indonesia, pada dasarnya hanya terdiri atas tiga macam, yaitu : biji kopi arabika biji kopi robusta dan biji kopi liberika. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di Indonesia. Indonesia diberkati dengan letak geografisnya yang sangat cocok difungsikan sebagai lahan perkebunan kopi. Letak sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi yang menjadikan Indonesia merupakan negara pengekspor kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, Kolumbia. Dilansir dari goodnewsfromindonesia.com, potensi sumberdaya untuk mengembangkan perkopian Indonesia sangat besar, dimana ada 10 provinsi sentra kopi yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Timur, Bengkulu, Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur dengan kontribusi 87 persen dari produksi nasional, serta 24 provinsi lainnya dengan share 13 persen.

Infografis Tentang Kopi
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS dan diolah kembali oleh databoks.co.id menunjukan nilai ekspor kopi Indonesia dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2017 cenderung meningkat, namun jika kita lihat tahun 3–5 tahun kebelakang pergerakan volume ekspor kopi cenderung fluktuatif. Volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 2013 sebesar 532,1 ribu ton (1,2 Milliar USD), pada tahun 2014 saat cuaca buruk yang melanda Indonesia nilai ekspor kopi Indonesia merosot 28,1% ke angka 382,8 ribu ton (1 Milliar USD), pada tahun 2015 setelah keadaan cuaca di Indonesia membaik, nilai ekspor kopi meningkat 30,51% ke angka 499,6 ribu ton (1,2 Milliar US Dollar), pada tahun 2016 merosot 17,4% ke angka 412,4 ribu ton (1 Milliar USD) pada tahun 2017 sebesar 464,2 ribu ton (1,2 Milliar USD). Dari data-data tersebut menunjukan bahwa nilai ekspor kopi dapat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia, dan nilai ekspor kopi akan meningkat setelah kondisi perekonomian mengalami perbaikan. Berdasarkan data tahun 2017 yang bersumber dari comtrade.un.org, 5 negara yang mengimpor kopi Indonesia paling banyak adalah Amerika dengan volume impor 66,13 ribu ton, Jerman 60,41 ribu ton, Malaysia 40,58 ribu ton, Italia 38,152 ribu ton, dan Jepang 41,92 ribu ton.
Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia, Sumber: Databoks.co.id 


Identifikasi Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia (Amerika, Jerman, Malaysia, Italia, Jepang, China, dan Rusia)


1 . Amerika Serikat

Sumber: Comtrade.un.org
Amerika merupakan negara pengimpor kopi terbesar pertama dari Indonesia. Negara ini pada tahun 2017 memiliki GDP sebesar 19,39 Triliun USD. Berdasarkan grafik diatas, ekspor kopi Indonesia ke Amerika serikat dalam 5 tahun ke belakang cenderung meningkat. Pada tahun 2014 saat cuaca buruk yang melanda Indonesia membuat volume ekspor kopi ke Amerika serikat turun sebesar 11,8%. Setelah itu saat cuaca di Indonesia kembali membaik, pada tahun 2013, 2014, dan 2015 nilai ekspor kopi ke Indonesia kembali meningkat. Dikutip dari Liputan6.com, menurut data UN Comtrade, pada 2014, Negara Paman Sam itu mengimpor kopi dari dunia sebesar US$ 5,88 miliar atau setara 18,9 persen dari total impor dunia. Nilainya meningkat 10,48 persen dibandingkan 2013. Negara-negara yang mengekspor kopi terbanyak ke Amerika Serikat pada 2017 adalah Kolumbia, Brazil, Vietnam, Guatemala, dan Indonesia yang berada di peringkat ke 5. Salah satu upaya untuk mendongkrak kualitas dan nilai ekspor kopi Indonesia ke Amerika adalah mengikuti pameran kopi spesial di AS, yaitu Specialty Coffee Association of America (SCAA).

Sumber: Statista.com

2. Jerman

Sumber: Comtrade.un.org
Jerman merupakan negara pengimpor kopi terbesar kedua dari Indonesia. Negara ini pada tahun 2017 memiliki GDP sebesar 3,677 triliun USD. Berdasarkan grafik diatas, ekspor kopi Indonesia ke Jerman dalam 5 tahun ke belakang fluktuatif. Pada tahun 2014 saat cuaca buruk yang melanda Indonesia membuat volume ekspor kopi ke Jerman turun sebesar 37%. Pada tahun 2014, negara pemasok utama produk kopi ke Jerman didominasi oleh 10 negara, diantaranya Brazil, Vietnam, Honduras, Swiss, Peru, Kolombia, Italia, Ethiopia, Belanda dan Indonesia.

3. Malaysia

Sumber: Comtrade.un.org
Malaysia merupakan negara pengimpor kopi terbesar ketiga dari Indonesia. Negara ini pada tahun 2017 memiliki GDP sebesar 314,5 miliar USD. Berdasarkan grafik diatas, ekspor kopi Indonesia ke Malaysia dalam 5 tahun ke belakang fluktuatif. Pada tahun 2014 saat cuaca buruk yang melanda Indonesia membuat nilai ekspor kopi ke Malaysia turun sebesar 26%. Dikutip dari Antara news, Indonesia tercatat sebagai pemasok utama produk kopi di Malaysia dengan pangsa pasar yang terus meningkat, nilainya hingga ratusan juta ringgit dalam setahun. Pada tahun 2013 negara pengekspor kopi ke Malaysia yang terbanyak adalah Indonesia (49%), Vietnam (35%), dan Brazil (6%).

4. Italia

Sumber: Comtrade.un.org
Italia merupakan negara pengimpor kopi terbesar keempat dari Indonesia. Negara ini pada tahun 2017 memiliki GDP sebesar 1,935 triliun USD. Berdasarkan grafik diatas, ekspor kopi Indonesia ke Italia dalam 5 tahun ke belakang fluktuatif. Pada tahun 2014 saat cuaca buruk yang melanda Indonesia membuat volume ekspor kopi ke Jerman turun sebesar 22%. Setelah itu pada tahun 2015 meningkat kembali dan terjadi penurunan pada tahun 2016 dan 2017. Dikutip dari market brief mengenai peluang usaha kopi di Italia (ITPC Milan), Berdasarkan data ekspor impor Istat menyebutkan bahwa Indonesia merupakan produsen dan eksportir kopi terbesar ke-8 di Italia, setelah Brazil, Vietnam, India, Switzerland, Honduras, Uganda, dan Guatemala. Menurut ICF Vietnam menaiki posisi karena menghasilkan kopi dan menjual dengan harga murah.

5. Jepang

Sumber: Comtrade.un.org
Jepang merupakan negara pengimpor kopi terbesar kedua dari Indonesia. Negara ini pada tahun 2017 memiliki GDP sebesar 4,872 triliun USD. Berdasarkan grafik diatas, ekspor kopi Indonesia ke Jepang dalam 5 tahun ke belakang fluktuatif. Pada tahun 2014 saat cuaca buruk yang melanda Indonesia membuat volume ekspor kopi ke Jepang turun sebesar 1,63%. Setelah itu pada tahun 2015 meningkat kembali dan terjadi penurunan pada tahun 2016 dan 2017. Indonesia menempati urutan ke 3 pengekspor kopi ke Jepang setelah Brazil dan Kolombia. Beberapa kode HS untuk komoditi kopi dari Indonesia sudah menjadi bebas tarif bea masuk berkat adanya perjanjian ekonomi bilateral Indonesia dan Jepang (Indonesia — Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)). Pengekspor perlu melampirkan certificate of origin dengan format IJEPA yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

6. Rusia

Sumber: Comtrade.un.org
Pada tahun 2017, Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar pertama Ke Rusia. Negara Rusia pada tahun 2017 memiliki GDP sebesar 1,578 triliun USD. Berdasarkan grafik diatas, ekspor kopi Indonesia ke Rusia dalam 5 tahun ke belakang fluktuatif. Pada tahun 2014 saat cuaca buruk yang melanda Indonesia membuat volume ekspor kopi ke Rusia turun sebesar 21,9%. Setelah itu pada tahun 2015 meningkat kembali dan terjadi penurunan pada tahun 2016 kemudian kembali meningkat 2017. Pada tahun 2017 pula Indonesia menempati urutan pertama pengekspor kopi ke Rusia disusul negara Brazil yang menempati posisi kedua. Dikutip dari liputan6.com pada tahun 2017, pemerintah Indonesia dan Rusia melakukan Barter Kopi dan produk olahannya dengan Pesawat Sukhoi, hal ini sesuai dengan UU No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, pada Pasal 43 ayat 5 (e) dinyatakan bahwa setiap pengadaan Alpalhankam dari luar negeri wajib disertakan imbal dagang, kandungan lokal dan ofset minimal 85 persen dimana Kandungan lokal dan/atau ofset paling rendah 35 persen.

7. China

Sumber: Comtrade.un.org
Pada tahun 2017, Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar pertama Ke China disusul Hongkong (SAR China) yang menempati posisi kedua, dan Kolumbia yang berada di urutan ketiga. Negara China pada tahun 2017 memiliki GDP sebesar 12,24 triliun USD. Berdasarkan grafik diatas, ekspor kopi Indonesia ke China dalam 5 tahun ke belakang fluktuatif. Pada tahun 2014 saat cuaca buruk yang melanda Indonesia membuat volume ekspor kopi ke China turun sebesar 46,5%. Setelah itu pada tahun 2015 meningkat kembali dan terjadi penurunan pada tahun 2016 kemudian kembali meningkat 2017. Dikutip dari Ekonomi.bisnis.com, secara historis, China tidak dikenal sebagai negara peminum kopi. Justru, tehlah yang lebih lekat dengan budaya Negeri Panda. Namun, perubahan gaya hidup dan perekonomian masyarakat China perlahan membuat kopi menjadi primadona baru di negara tersebut. China Chamber of Commerce menyebutkan, konsumsi kopi masyarakat China pada 2017 tumbuh 22,1% dari tahun sebelumnya dengan 108.276 ton. Padahal, pada 2016, konsumsi kopi di negara itu hanya tumbuh 14,5% dari tahun sebelumnya. Catatan itu diperkuat oleh data Trade Map, yang mengungkapkan China merangsek ke peringkat 14 sebagai importir kopi terbesar di dunia pada 2017 dari tahun sebelumnya di peringkat 23 dunia. Nilai impor kopi China pada 2017 mencapai US$520 juta dengan pangsa 1,6% dari total impor kopi di seluruh seluruh. Capaian itu naik 265% dari tahun sebelumnya.

Market Research Kopi di Italia, Negara Kopi Tanpa Perkebunan Kopi

Aset Desain: Freepik.com. Penata Grafis: Fahmi Sugandi
Italia terletak di sebelah selatan Benua Eropa di wilayah semenanjung Mediterania yang langsung menghadap ke benua Afrika. Dikelilingi oleh laut di ketiga sisinya, Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Prancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Dengan posisinya yang seolah berada di tengah-tengah, Italia memiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke Eropa Utara, negara-negara Mediterania dan Eropa Timur. Berdasarkan sensus yang dilakukan pada bulan Juli 2011, populasi di Italia mencapai 61.261.254 orang. Empat puluh kota di Italia memiliki populasi lebih dari 50.000 orang dengan dua kota utama memiliki populasi tertinggi yaitu Roma mencapai 3,357 juta jiwa dan Milan 2,962 juta jiwa (sumber: www.Indexmundi.com). Data yang bersumber dari Eurostat tahun 2016 menunjukan bahwa ekspor kopi dari negara lain ke Eropa memiliki volume sebesar 2,95 juta ton, dan 19,5% dari volume tersebut diekspor untuk memenuhi kebutuhan kopi di Italia. Italia terkenal dengan penduduknya yang paling banyak mengkonsumsi kopi kedua di Eropa setelah Jerman. Namun, kopi bukanlah minuman asli dari Italia, kopi baru datang ke negara tersebut pada abad 15 dan 16, kedatangan kopi pun disambut baik oleh rakyat Italia. Mereka ternyata sangat menyukai kopi. Bahkan, kopi sudah jadi bagian dari budaya di Italia. Kopi itu menjadi bagian dari hidup masyarakat Italia. Disamping soal minum, ini merepresentasikan kelas budaya.

Pada 2016, Indonesia berada pada peringkat ke-8 dari negara-negara yang mengekspor kopi ke Italia Brasil, Vietnam, India, Swiss, Hoduras, Uganda, Guatemala, dan Jerman. Hingga Februari 2013 angka impor kopi dari Indonesia ke Italia telah mencapai peningkatan hampir dua kali lipat dari angka impor tahun lalu (2012). Peningkatan ini merupakan sinyal yang positif dan menjanjikan untuk produk kopi ini. Hingga Februari 2013 ini Indonesia telah mengirim 7.980.690 Kg kopi dibanding pada tahun 2012 total kopi yang telah dikirim oleh Indonesia sebesar 4.604.722 kg. Maka Indonesia bisa diharapkan untuk menembus peringkat yang lebih atas. Jerman merupakan negara yang perlu diwaspadai karena merupakan negara penyuplai kopi ke Italia dengan peringkat setelah Indonesia. Angka impor kopi dari Jerman ini terus meningkat dan dapat mengejar angka impor kopi dari Indonesia. Lokasi Jerman yang lebih dekat dengan Italia dibandingkan Indonesia merupakan salah satu poin positif untuk Jerman.

Regulasi Untuk Produk Kopi Di Italia

Untuk memasuki pasar kopi di Italia, pengusaha produsen/eksportir perlu memperhatikan persyaratan yang berlaku di Uni Eropa, dimana harus memenuhi persyaratan bagi pembeli/konsumen yang dapat mengaplikasikan label, kode dan sistem manajemen. Hal lain yang pelru diperhatikan adalah dalam pengemasan, pemberian merk dan labeling yang diberlakukan oleh Uni Eropa. Di Negara Eropa, terdapat regulasi khusus yang dibutuhkan oleh seorang supplier agar produknya bisa masuk ke pasar impor, antara lain sebagai berikut :
  1. OHS Regulation Ketentuan K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) adalah ketentuan yang terkait dengan kondisi prasyarat yang dibutuhkan oleh seorang pekerja di sebuah industri atau perusahaan tertentu yang menjamin kesehatan dan keselamatanya dalam bekerja. Ketentuan K3 ini salah satu bagian yang sangat sering menjadi kebutuhan pasar impor di bagian eropa dari seorang suplier. Dengan kata lain, kondisi kerja yang semakin baik maka aka meningkatkan peluang kesuksesan dalam pasar eropa. Selain itu, sebuah industri atau perusahaan yang mampu menerapkan K3 dengan baik akan berdampak pada produktivitas dan kualitas produk yang baik. Pada ekportir bidang bumbu-bumbuan dan produk herbal, K3 merupakan sebuah hal yang mendasar. Hal ini sejalan dengan kondisi keamanan umum pekerja. Meskipun beberapa perusahaan ada yang menggunakan sistem OHSAS 18001, yang merupakan sistem manajemen yang fokus pada pengelolaan K3 tetapi sistem ini tidak selalu menjadi pra syarat seorang suplier. Di beberapa supermaket, seringkali menggunakan standar lain yang menjamin dalam keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti Bussines Social Compliance Initiative (BSCI) dan The Ethical Trade Initiative (ETI). Sistem BSCI merupakan sistem yang dikembangkan oleh negara-negara importir yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi sosial pekerja dengan satu sistem monitoring. Negara-negara yang menggunakan sistem BSCI ini sebagaian besar merupakan negera-negara di uni eropa yang telah menyetujui menggunakan ketentuan BSCI sebagai prasyarat pertama atau sebagai standar minimum dalam menjamin keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Ketentuan BSCI ini dikembangkan atas dasar sistem jaminan mutu SA 8000.
  2. Ethical Trade Initiative (ETI) adalah kode etik sosial yang berkomitmen untuk perusahaan yang berpartisipasi terhadap penjaminan kelayakan kondisi kerja di seluruh lini proses produksi. Oleh karena itu, bagi negara-negara yang menjadi anggota ETI harus memastikan bahwa seluruh pemasok atau suppliernya telah memenuhi standar ETI. Standar ketentuan ETI mengatur kebutuhan spesifik untuk keamanan dan kebersihan lingkungan kerja yang meliputi kebersilah fasilitas kamar mandi/ toilet, akses untuk mendapatkan air bersih, akomodasi yang cukup dan tempat penyimpanan yang aman.

Saluran Distribusi Produk Kopi di Italia

Titik masuk atau entry point komoditi kopi ketika berada dalam pasar uni eropa sering difasilitasi oleh traders yang terdiri dari kelompok importir, agen dan broker yang berperan sebagai fasilitator antara produsen dan konsumen. Kelompok traders dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
  1. Kelompok importir yang melakukan proses import sesuai dengan akun mereka sendiri. Kelompok ini menjual komoditi ke kelompok pembeli lokal atau mengekspor kembali produk komoditi ke negara lainnya. Kelompok ini memegang peranan yang sangat penting untuk pemasaran kopi di Italia. Semakin hari perdagangan kopi semakin terkonsentrasi pada sejumlah perusahaan importir/trading. Kesempatan bagi kelompok ini menjadi pemeran utama dalam penyediaan produk kopi yang berkualitas tinggi dari negara produsen yaitu negara-negara berkembang.Traders kopi di Italia berada di dua kota pelabuhan penting yaitu Genoa dan Trieste.di kota inilah sebagian besar traders dan pengusaha pengolah kopi berada. Adapun asosiasi kopi di Genoa adalah Associazione Comercio Caffe Droghee Coloniali (ASSOCAF) dan di Trieste adalah Associazione Comercio Caffe Trieste. Diantaranya trader yang terkenal di Italia adalah Sandalj Trading Co.Spa, Imperator, Cogeco.
  2. Kelompok agen dan broker, kelompok ini tergolong sebagai kelompok perantara yang mandiri dalam pembelian dan penjualan pesanan. Seorang agen beroperasi atas nama pembeli atau penjual tertentu, sedangkan broker tidak terikat pada individu pembeli / penjual tertentu. Broker/agen tidak memiliki langsung kopi yang akan diperdagangkan. Broker/agen di Italia yang memegang peran penting di pasar Italia antara lain Comrocafe-Bero, Depase Aldo dan Cattegno Alberto. 
  3. Pengusaha pengolahan kopi/roaster — Di Italia banyak sekali perusahaan kecil yang melakukan pengolahan kopi masing-masing mempunyai merek sendiri yang pemasarannya pada umunya untuk pasar dalam negeri dan hanya sedikit pengolahan kopi dilakukan perusahaan besar. Adapaun perusahaan pengolah kopi di Italia yang memegang peran penting dan juga sudah ekspor ke berbagai megara antara lain Lavazza, Illy dan Mauro Demetrio Spa.
  4. Pemakai akhir/ pedagang eceran/ pedagang catering — Penjualan kopi paling akhir dilakukan oleh kelompok pedagang eceran (sueprmarket, warung kopi khusu) dan pedagang catering (restoran, vending machines). Pada umumnya penjualan pedagang eceran memiliki pangsa pasar sekitar 80% dibanding pedagang catering sekitar 20%.
Sumber: Peluang dan Potensi Pasar Kopi di Italia (ITPC Milan)


Struktur Harga

  1. Harga kopi didasarkan pada harga pasaran dunia, sehingga harga di Italia tidak banyak berbeda dari harga dunia, kecuali bila terdapat biaya tambahan transpor tertentu. Berhubung adanya kecenderungan mengkonsumsi jenis produk kopi tertentu, maka tentunya harga impor kopi akan berbeda dari satu negara ke negara lainnya. Disamping itu harga kopi akan tergantung pada preferensi pembeli dalam hal jenis (robusta atau arabica), kualitas, jumlah pesanan dlsbnya. Italia memegang peran penting dalam penentuan harga kopi khususnya yang dilakukan melalui pelabuhan Genoa dan Trieste.
  2. Berdasarkan data publikasi market survey CBI Mei 2008, harga eceran kopi di Italia adalah kedua yang termahal diantara negara-negara Uni Eropa sebesar Euro 11,06 dibanding harga yang termurah adalah Inggeris. Hal ini disebabkan oleh besarnya pangsa pasar merek terkenal seperti Lavazza dan Illy terutama untuk jenis kopi espresso.

Persyaratan memasuki pasar

  1. Untuk memasuki pasar kopi di Italia, pengusaha produsen/eksportir harus memperhatikan persyaratan yang berlaku di Uni Eropa, dimana antara lain harus memenuhi persyaratan bagi pembeli/konsumen yang dapat mengaplikasikan label, kode dan sistim manajemen. Persyaratan ini dibuat melandaskan aspek lingkungan, kesehatan dan keselamatan konsumen. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah dalam pengemasan, pemberian merek dan labeling yang diberlakukan oleh Uni Eropa. 
  2. Tarif Bea Masuk Impor dan Pajak. Uni Eropa mengenakan impor duty dan tarif preferensi kopi untuk negara-negara berkembang termasuk Indonesia secara bervariasi. Selain itu pemerintah Italia memberlakukan standar pengenaan pajak pertambahan nilai (VAT) rata-rata 20 persen termasuk untuk kopi. VAT yang diaplikasikan terhadap produk makanan antara 4 sd 10 persen tergantung dari jenis produk (HS). Adapun tarif bea masuk dan preferensi untuk kopi sebagai berikut :


Memilih Partner Dagang yang Cocok Untuk Berbisnis di Italia.

  1. Mencari partner dagang di Italia tidak jauh berbeda dengan metode umum di Uni Eropa. Berhubung luasnya perdagangan kopi dan proses pengolahannya, maka di Italia terdapat semua jalur bisnis yang dapat dijalin kerjasama, mulai dari importir/traders, broker/agent dan industri pengolahan kopi. Untuk mendapatkan partner disarankan dapat mengikuti atau melakukan kunjungan tempat pameran penting yang berskala Internasional di Eropa seperti Anuga , Koln Jerman, SIAL, Paris Perancis, Coffee World Cup di Jenewa. Sedangkan di Italia dapat bertemu di pameran SANA (International Exhibition of Natural Products ; http://www.sana.it) di Bologna tanggal 11–14 September 2008, SIC (Coffee Industry Trade Fair ; http://www.eventseye.com) diselenggarakan 2 (dua) tahun sekali di Milan tanggal 23–27 Oktober 2009 dan Triestespresso Expo (http://www.fieratrieste.it) di Trieste tanggal 15–18 Nopember 2008.
  2. Dalam pameran bisa dilakukan market intelligent terutama untuk mendapatkan informasi mengenai harga dan adaptasi produk.
  3. Mendaftarkan diri pada trade directories atau mengadakan kontak langsung terhadap perusahaan yang berminat.
  4. Melakukan kunjungan bisnis langsung ke Italia mendatangi perusahaan dengan membawa sample produk merupakan metode yang sangat disukai oleh importir. Hal ini untuk mengevaluasi potensi partner dagang kedua belah pihak terkait dengan spesifikasi produk yang ditawarkan, status keuangan/bonafitas dlsbnya.

Hambatan dan Tantangan

Pasar kopi di Uni Eropa memiliki tantangan tersendiri untuk para supplier yang ingin masuk ke dalam market ini, khususnya bagi para eksportir. Kebutuhan akan komoditi ini terus meningkat di negara Italia. Di sisi lain, tantangan para eksportir terhadap persyaratan requirement yang ditetapkan oleh negara-negara importir semakin rigit. Tetapi jika semua tantangan ini dapat diatasi, maka pasar di uni eropa adalah market sangat potensial untuk dikembangkan. Adapun beberapa tantangan tersebut, dapat diperinci dalam gambar di bawah ini : 
  1. Daya beli merupakan tantangan terbesar yang dihadapi oleh para importir dibandingkan hal-hal lain dalam peta kompetitif ini. Para pengolah, pemilik merk dan pengecer sangat mendominasi pasar kopi di eropa. Mereka memiliki kebutuhan yang sangat tinggi akan komoditi ini, namun mereka menginginkan komoditas yang berkuaiitas tinggi dengan harga murah. Selain itu, jika para eksportir Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara-negara eksportir lainnya seperti Vietnam karena mereka mampu menyediakan harga komoditi yang lebih murah, serta Brazil dan Jerman yang secara lokasi mampu mendekatkan komoditasnya dengan para pembeli sehingga biaya pengiriman bisa lebih terjangkau maka bisa saja pasar eropa bagi Indonesia akan memudar. 
  2. Daya Supplier— Pada umumnya kemampuan supplier untuk mencukupi kebutuhan komoditas kopi di uni eropa masih rendah, tidak seimbang dengan tingginya kebutuhan para trader di eropa. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan bagi para supplier untuk membuat strategi untuk memenuhi kebutuhan pasar uni eropa. Salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan negaranegara berkembang lainnya yang memiliki daya produksi komoditas kopi yang tinggi namun tidak memiliki pasar yang jelas. Selain itu pengembangan lahan pertanian kopi di Indonesia perlu ditingkatkan karena permintaan suplai kopi semakin tinggi. 
  3. Pendatang Baru — Bagi para ekportir pendatang baru, masuk ke dalam pasar eropa adalah hal yang sangat sulit, karena selain harus bersaing dengan eksportir terdahulu, mereka juga harus menyesuaikan persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh negara-negara importir. Namun, dalam skala kecil para eksportir pendatang baru sangat mudah menjualnya, karena banyak retailer atau pegecer yang membutuhkan komoditas ini, karena selain lebih hemat, para eksportir pendatang baru juga tidak melalui trader sehingga margin marketnya lebih kecil. Hal ini sangat menguntungkan bagi para retailer. 
  4. Bahan Komoditi Pengganti — Hal ini merupakan tantangan bagi para eksportir, negara-negara mana saja yang memiliki kecenderungan membutuhkan komoditas substitusi yang sesuai dengan kebiasaan dan pola konsumsi mereka. Jika supplier salah menentukan market dan tidak bisa mengcover kebutuhan negara-negara importir ini, maka bisa saja Indonesia tidak memiliki kesempatan kedua lagi untuk masuk dalam pasar ini. Misalnya di Italia, konsumen lebih menyukai kopi organik sehingga bentuk kopi instan terlebih ready to drink coffee mendapat porsi yang kecil dalam permintaan kopi oleh Italia. Pemrintaan Italia tinggi pada green bean coffee/ unroasted coffee atau roasted coffee. 
  5. Kompetitor — Komoditas kopi sangat cepat berkembang di negara-negara lain. Dalam komoditas ini tidak ada produk diferensiasi lainnya, sehingga jika para ekportir tidak mampu memberikan nilai tambah dalam produk atau komoditas ini, maka bisa saja negaranegara importir dengan mudah berpindah kepada supplier lain yang bisa memberikan nilai tambah yang lebih baik.

Peluang Pasar Kopi di Italia

  1. Kuatnya pasar Italia merupakan negara yang sangat tergantung pada impor dari negara produsen kopi terutama dari negara-negara berkembang. Saat ini di Italian tengah berkembang perusahaan pengolahan kopi yang mengimpor kopi dalam bentuk kopi biji (green coffee), pada umumnya kopi jenis Robusta dan Arabika. Hasil olahan jenis kopi ini digunakan untuk konsumsi negara Italaia sendiri dan juga untuk ekspor. Konsumsi penduduk Italia terhadap kopi sangatlah tinggi karena meminum kopi merupakan budaya sehari-hari mereka. Beberapa produsen kopi olahan di Italia yang juga sebagai pedagang terbesar di beberapa wilayah sentra produksi utama adalah: Piemonte, Liguria, Valle D’Aosta dan Lombardia. Beberapa produsen terkenal di Italia yang menguasai pasar kopi olahan di Eropa, terutama untuk jenis roasted dan instant coffee antara lain, yaitu: Lavazza (www.lavazza.com) dan Illy (www.illy.com). Pasar yang sangat kuat ini harus diimbangi dengan suplai produk yang mencukupi dan tentunya bukan hanya dari kuantitas akan tetapi kualitas yang terjaga juga merupakan syarat utama yang harus dipenuhi oleh para ekportir atau supplier.
  2. Konsumsi kopi yang tinggi Italia merupakan negara konsumen kopi utama ke-4 setelah Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang pada tahun 2006. Sedangkan dalam negara-negara Uni Eropa sendiri, Italia menduduki urutan ke-2 dengan konsumsi kopi sebesar 3,3 juta ton pada tahun 2006.
  3. Kopi organik — Di italia pada umumnya sangat memperhatikan kopi organik dan bersertifikasi fair trade, hal ini mempunyai peluang pasar yang sangat baik. Pengertian kopi organik antara lain adalah kopi yang tidak dimodifikasi genetiknya dan tidak menggunakan pupuk kimia atau pestisida, sistim pertanian kopi yang menjaga keseimbangan alam, serta yang terjamin akan kesehatannya.

Strategi Bisnis

  1. Strategi Produk — Strategi Produk Eksportir atau supplier yang bisa memberikan added value yang lebih besar dalam produknya akan lebih dipilih oleh pasar. Walaupun komoditi rempah dan herbal ini memiliki tantangan sendiri untuk mengambangkan produknya, namun hal ini bisa disiasati dengan menambah added value berupa produk yang ditempatkan lebih dekat dengan konsumen, sehingga lebih mudah dijangkau, memiliki fasilitas tertentu yang ditawarkan jika membeli produk kita, margin harga yang lebih kecil untuk konsumen yang dapat dilakukan dengan mendekati langsug segmen pasar kita tanpa melalui trader, dan hal-hal lain yang membuat konsumen merasa lebih untung jika membeli produk kita dibandingkan penjual yang lain. Jenis kopi yang terdapat di pasar Italia dan Uni Eropa pada umumnya antara lain adalah; a) Green coffee; kurang lebih 80% diperdagangkan dalam kondisi belum diproses atau kopi biji (unroasted), dimana negara-negara berkembang memegang peranan penting termasuk Indonesia. Permintaan kopi green bean ke Italia meningkat pada tahun 2012. Interkom Spa, salah satu pabrik kopi terbesar di Italia berencana untuk meningkatkan pembelian kopi green bean dari Indonesia hingga 250 kontainer atau setara USD 20 juta. Pabrik yang berlokasi di Napoli ini juga berencana membuka kantor perwakilan yang akan bertugas memilih kopi berkualitas. Setiap tahun, Interkom Spa mengimpor kopi 800 kontainer dari berbagai negara khususnya Brasil, Kolombia, Kosta Rika, Guatemala, Afrika, India, Vietnam, dan Indonesia. Interkom Spa merupakan pemasok kopi dengan merek Lavazza dan Kimbo.— b) Roasted coffee; merupakan kopi yang mayoritas dikonsumsi (sudah diolah/diproses) dan diproduksi sendiri.— c) Decaffeinated coffee; kopi yang diolah sedemikian rupa sehingga tidak mengandung kafein dan diproduksi sendiri. Jenis kopi tersebut akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan konsumsi karena sangat terkait dengan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan.— d) Kopi instan— e) Ready to drink coffee; jenis ini memiliki sedikit konsumen dan lebih banyak digunakan pada jasa catering sebagai iced coffee.— f. Out of home; dikonsumsi di luar rumah antara lain di bar, restoran, coffee shop, dan lain-lain. Konsumen Italia lebih suka meminum kopi espresso diikuti cappuccino, coretto, macchiattos dan decaffeinated coffee.
  2. Strategi Produksi — Hal yang perlu diperhatikan dalam strategi produksi adalah penentuan skala produksi dan penjaminan kualitas produksi yang konsisten. Hal ini sangat diperhatikan oleh para importir untuk menentukan supplier yang tepat. Mereka akan memilih supplier yang bisa mencover seluruh kebutuhannya namun tetap konsisten dalam kualitas produknya, artinya supplier dituntut untuk meningkatkan produksinya dan meminimalkan kesalahan produksinya yang bisa menghasilkan produk cacat. Untuk pasar kopi di Italia, perlu diperhatikan teknik produksi yang ramah lingkungan dan memperhatikan keamanan dalam hal kesehatan. Semakin meningkatnya kesadaran konsumen terhadap pentingnya keamanan produk terkait kesehatan, menjadikan kopi organik sangat diperhatikan akhir-akhir ini. Tentunya dalam memproduksi kopi organik ini perlu dilakukan pengembangan dalam teknik produksi.
  3. Strategi promosi merupakan hal harus diperhatikan oleh para ekportir untuk meningkatkan penjualan. Berikut ada beberapa langkah promosi yang bisa diterapkan oleh para eksportir: 1). Membangun identitas yang jelas untuk konsumen, hal ini bisa diwujudkan dengan membangun brand atau merk yang jelas, jenis produk yang khas, membangun tema yang jelas, lokasi yang mudah dijangkau, dan bisa ditambah dengan program-program CSR agar konsumen bisa lebih kenal dengan perusahaan kita. 2). Membangun format, content dan struktur pesan yang baik untuk para konsumen sehingga konsumen paham dengan kualifikasi produk kita, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan market yang diinginkan. 3). Menentukan langkah promosi yang tepat, apakah dengan iklan di majalah yang fokus pada sektor makanan di Italia, misalnya Nouva Distributione, promosi personal selling (door to door), public relation, atau dengan bantuan sales promotion. 4). Mengikuti atau melakukan kunjungan tempat pameran penting yang berskala Internasional di Eropa seperti Anuga, Koln Jerman, SIAL, Paris Perancis, Coffe World Cup di Jenewa. Sedangkan di Italia dapat mengikuti pameran SANA (International Exhibition of Natural Products; http://www.sana.it) di Bologna, SIC (Coffe Industry Trade Fair; htttp://www.eventseye.com) di Milan dan Triestespresso Expo (http://www.fieratrieste.it) di Trieste dah pameran produk hotel, restoran dan kafe (HoReCa) Host di kota Milan http://www.host.fieramilano.it/en

Cara pembayaran

Seperti di negara Eropa lainnya, cara pembayaran bisnis kopi pada umumnya sebagaimana lazim digunakan dengan L/C dan CAD (Cash Against Documents). Metode penjualan kopi melalui FOB sangat sering digunakan, dimana perusahaan besar pengolahan kopi lebih menyukai ex-dock basis, sementara perusahaan kecil pengolahan kopi yang membeli partai kecil menyukai deliver in-store atau ex-store.

Perbedaan Kebudayaan

Mengenal dengan baik budaya bisnis pengusaha Italia merupakan salah satu kunci utama untuk menjaga hubungan dagang yang kontinu. Terdapat beberapa aspek utama yang perlu diketahui jika akan melakukan bisnis dengan pengusaha Italia, antara lain :
  1. Ketepatan waktu merupakan hal yang serius bagi pengusaha yang berada di wilayah Utara Italia dibanding Selatan Italia.
  2. Pengusaha di wilayah Utara Italia bersifat langsung untuk berbinis setelah berbasa basi membicarakan yang sifatnya sosial. Berbeda yang ada di Selatan Italia lebih santai dan ingin lebih banyak mengetahui dengan siapa mereka berbisnis.
  3. Organisasi bisnis di Italia sering bersifat hirarhi, hanya manajer senior yang mengambil keputusan. Selain itu mereka lebih suka melakukan bisnis dengan kalangan berkedudukan tinggi.
  4. Hubungan pribadi di Italia sangat diperlukan walaupun membutuhkan waktu untuk mengembangkannya. Oleh sebab itu peran pihak ketiga sangat besar artinya.
  5. Interest pribadi dihargai dan diperhatikan.
  6. Pertemuan bisnis sering dilakukan untuk menjaga hubungan informal yang akan berdampak dalam transaksi bisnis.
  7. Kalau menyapa kolega pengusaha Italia agar diutamakan menggunakan nama keluarganya, jika perlu gelar profesionalnya. Kecuali yang bersangkutan meminta sendiri untuk memanggil nama panggilannya.
  8. Kerapihan berbusana menjadi perhatian pengusaha Italia.

Daftar Pustaka

Antara News. (2014). Indonesia Pemasok Utama The dan Kopi Di Malaysia. Link: www.antaranews.com%2Fberita%2F427191%2Findonesia-pemasok-utama-teh-kopi-di-malaysia [Diakses pada 1 Januari 2019]

Badan Pusat Statistik. (2018). Volume dan Nilai Ekspor Kopi Indonesia (1998–2017). Link: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/03/24/berapa-ekspor-kopi-indonesia [Diakses pada 1 Januari 2019]

Kontan.co.id. (2018). AEKI: Ekspor kopi ke Rusia akan untungkan Indonesia. Link: https://industri.kontan.co.id/news/aeki-ekspor-kopi-ke-rusia-akan-untungkan-indonesia [Diakses pada 1 Januari 2019]

ITPC Osaka. (2018). Market Brief: HS 0901 Kopi 2012. Link: http://itpc.or.jp/wp-content/uploads/2012/08/Market-Brief-ITPC-OSAKA-KOPI [Diakses pada 1 Januari 2019]

ITPC Milan. (2018). Maket Brief: Peluang Usaha Kopi Di Italia. Link: https://anzdoc.com/queue/market-brief-peluang-usaha-kopi-di-italia.html[Diakses pada 1 Januari 2019]

UN Comtrade Data Base. (2018). Link: https://comtrade.un.org [Diakses pada 1 Januari 2019]

Victoria, Olivia Agatha. (2017). Indonesia, Negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia?. Link: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/08/11/indonesia-negara-eksportir-kopi-terbesar-dunia [Diakses pada 1 Januari 2019]

Wikipedia. (2019). Kopi. Link: https://id.wikipedia.org/wiki/Kopi [Diakses pada 1 Januari 2018]

Septian Deny. (2016). RI Genjot Ekspor Kopi ke Amerika Serikat. Liputan6.com, Jakarta — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjadikan produk kopi sebagai salah satu andalan ekspor…www.liputan6.com [Diakses pada 1 Januari 2019]

Yustinus Andri DP. (2018). Melambungkan Ekspor Kopi ke China. Link: https://ekonomi.bisnis.com/read/20181001/12/844131/melambungkan-ekspor-kopi-ke-china [Diakses pada 1 Januari 2019]